KERAMIK

KERAMIK



Disusun Oleh :

Shafira Pradyta      1605106010035
Reza Imanda           1605106010037
 Yesi Ardiani             1605106010038 
Annisa Azzahra       1605106010039
Khalis Firnanda      1605106010040











PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM  BANDA ACEH
2017



A.  Sejarah Keramik
Barang tanah liat pertama kali dibuat di kepulauan Jepang sekitar 13.000 tahun yang lalu. Periuk besar dan dalam yang digunakan untuk merebus adalah yang paling umum. Tanah liatnya dihias dengan menggiling atau menekan tali berkepang pada permukaannya. Karena pola tali inilah, barang tanah liat dari jaman ini disebut dengan jomon doki (jo = tali; mon = pola; doki = barang tanah liat). Sekitar 5000 tahun yang lalu, selama jaman Jomon, beberapa desain yang sangat dinamis muncul, termasuk ornamen ombak pada bibir periuk dan pola-pola aneh yang menutupi setiap bagian luarnya.
Pada jaman Yayoi berikutnya, penanaman padi dan jenis tembikar baru diperkenalkan dari semenanjung Korea. Tembikar Yayoi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, digunakan terutama banyak untuk penyimpanan, memasak dan makan. Tembikar jenis ini tidak semeriah barang tembikar Jomon, dan warnanya yang muda menciptakan kesan lembut. Sekitar awal abad ke-5, terjadi perubahan besar ketika teknik baru memasuki Jepang dari semenanjung Korea. Sebelumnya, tanah liat dibakar di api unggun, tetapi jenis tembikar baru, yang disebut dengan tembikar Sueki, dibakar dengan suhu tinggi di dalam tempat pembakaran dengan cerobong (terowongan) yang dibangun loreng. Tembikar Sueki adalah tembikar yang sebenarnya. Sekitar pertengahan abad ke-7, para pengrajin tembikar Jepang pergi untuk mempelajari teknik-teknik Korea dan Cina, dan belajar cara menggunakan glasir dan membakar tanah liat dengan suhu yang cukup rendah. Beberapa glasir dari sini berwarna hijau tua, sedangkan barang Nara Sansai menonjol dengan tiga warna, seringkali berwarna merah, kuning, dan hijau. Akan tetapi, barang-barang ini digunakan hanya di istana, keluarga bangsawan, dan kuil-kuil, dan sekitar abad ke-11 tidak dibuat lagi.
Kemajuan yang diperoleh tembikar Sueki menyebabkan pembangunan tempat-tempat pembakaran di banyak bagian di Jepang. Tidak lama kemudian, para pengrajin menemukan bahwa abu kayu di dalam tempat pembakaran yang panas bereaksi dengan tanah liat sehingga menciptakan glasir alami. Hal ini mendorong mereka untuk menaburkan abu dari tanaman yang dibakar secara sengaja ke atas tanah liat sebelum dibakar. Teknik glasir abu alami ini pertama sekali dilakukan di tempat pembakaran Sanage di propinsi Owari (sebelah barat daya propinsi Aichi sekarang). Tembikar Sueki di jaman pertengahan menjadi pondasi untuk teknikteknik baru dan menjamurnya pembangunan tempat pembakaran. Enam kota tempat tembikar bersejarah di Jepang yakni Seto, Tokoname, Echizen, Shigaraki, Tanba dan Bizen dimulai pada masa ini, dan tempat pembakaran mereka masih berproduksi. Hampir semuanya membuat gerabah yang terlihat alami. Hasil produksi mereka kebanyakan guci besar, jambangan besar dan periuk. SampaI sekitar abad ke-16, Seto adalah satu-satunya tempat di Jepang yang terus memproduksi tembikar berglasir.
Perang saudara yang melanda seluruh negeri Jepang pada jaman Warring States (1467-1568), dan para pengrajin di Seto pergi ke utara ke daerah pegunungan menuju Mino (kini propinsi Gifu bagian selatan). Disana mereka memelopori gaya baru unik Jepang, yang terbaik adalah tembikar Kiseto, Setoguro, Shino, dan Oribe. Sekitar pada saat inilah upacara minum teh mulai menarik perhatian. Kebiasaan minum teh berasal dari China pada akhir abad ke-12, dan pada abad ke-16 telah menjadi kebiasaan untuk mengadakan acara yang berfokus pada upacara penyajian teh.
Dengan mulainya jaman Momoyama (akhir tahun 1500-an) berakhirlah perang saudara, penggabungan Jepang, dan penyempurnaan upacara minum teh. Ini adalah saat transformasi untuk barang tembikar Jepang. Toyotomi Hideyoshi memulai kampanye militer di semenanjung Korea, dan hal ini menciptakan kesempatan bagi para samurai menyenangi upacara minum teh untuk membawa pengrajin tembikar Korea ke Jepang dan menyuruh mereka membangun tempat pembakaran. Banyak pusat produksi baru termasuk Karatsu, Hagi, Agano, Takatori dan Satsuma didirikan di bagian-bagian yang berlainan di Kyushu.
B. Definisi Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, tembikar dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat (Yusuf, 1998:2). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keramik memiliki arti barangbarang yang terbuat dari tanah liat, dicampur dengan bahan-bahan lain dan kemudian dibakar barang tembikar (porselen).
Namun seiring dengan perkembangan zaman, pengertian keramik pun juga berubah dan semakin luas. Menurut Balai Besar Keramik Bandung, definisi keramik adalah sebagai berikut”Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik non - logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya”.
Kemudian untuk definisi pengertian yang lebih luas dan umum adalah “bahan-bahan yang dibakar dengan suhu tinggi”, termasuk didalamnya ialah semen, gibs, dan lain sebagainya. Karena hal itulah sebutan keramik menjadi lebih bervarians seperti gerabah, tembikar, mayolika, keramik putih, terracotta, porselin, keramik batu (stoneware), dan benda tanah liat lainnya.

C. Sifat-Sifat Keramik
Pada dasarnya keramik bersifat: : 
a)      Sangat keras dan mudah pecah 
b)      Isolator, baik electrical maupun thermal 
c)  Pada temperatur yang sangat tinggi temperatur lelehnya dan resistance terhadap korosi. ( Dengan kata lain, stabilitas kimia keramik sangat tinggi )

Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam , senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen untuk lebih jelasnya mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
a)      Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Faktor  rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.

b)      Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatantersebut. Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya. Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.

c)      Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakansebagai  kapasitor.  Keramik  lain  menghantarkan  elektron  bila  energi    ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan.  Bahan jenis ini dibawah suhu  kritisnya  memiliki hambatan = 0.  Akhirnya,  keramik  yang  disebut  sebagai piezoelektrik  dapat  menghasilkan  respons  listrik  akibat  tekanan  mekanik  atau sebaliknya. Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya. Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.

d)     Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya. Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.

e)      Sifat kimia
Salah  satu  sifat  khas  dari  keramik  adalah  kestabilan  kimia.  Sifat  kimia  dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.

f)       Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan material-material keras lainnya.

D.  Klasifikasi Keramik

Ø  Keramik tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang di buat dengan menggunakan Bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),keperluan rumah tangga(tile, bricks), dan untuk industri (refractory).


Gambar 1. Keramik Tradisional



Ø Keramik halus Fineceramics  (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik advanced, ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida logam atau logam, seperti:oksida logam (Al2O3, Zr O2,MgO,dll). Penggunaannya: elemen  pemanas, semikonduktor ,komponen turbin, dan pada bidang medis.
Gambar 2. Keramik Halus


Keramik  modern mempunyai keunikan atau sifat yang menonjol yang tahan terhadap temperatur tinggi, sifat mekanis yang sangat baik, sifat atelektrik yang istimewa, tahan terhadap bahan kimiawi. Keramik modern tersebut adalah sbb:
·     a. Keramik oksida murni yang digunakan sebagai alatlistrik  khusus dan omponen peleburan logam. Oksida yang umum digunakan adalah alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2), Thoria (ThO2), Berillia (BeO), Magnesia (MgO), Spinel (MgAl2O4) dan Forsterit (Mg2SiO4). 
   b. Bahan bakar nuklir yang berbasis Uranium Oksida(UO2) sudah sangat luas digunakan. Bahan  tersebut mempunyai kemampuan yang unik untuk  menjaga sifat sifat yang unggul setelah penggunaan yang lama sebagai bahan bakar pada reaktor nuklir.

E. Proses Pembuatan Keramik

Tahap- tahap pembuatan keramik secara tradisional :
A.    Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah dan metode kering, dengan manual maupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan. Antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan Ballmil. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh.




Gambar 3. Mixing-Lempung


      Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer. Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
         Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.

B.     Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
Pembentukan tangan langsung. Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
Pembentukan dengan teknik putar. Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Pembentukan dengan teknik cetak. Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,

C.      Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.

D.    Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Semua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.



Tahap - tahap Pembuatan Keramik Industri :
1.      Pembentukan
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk meekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan (molding). Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan proses yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang terbantuk lebih kuat dan padat.
·         Slip Casting.
Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air.
·          Pressure Casting.
Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang berbentuk seperti cetakan.
·         Injection Molding.
Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian keramik dipisahkan.
·          Extrusion.
Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan mendorong material panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
2.      Densifikasi
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700oC. Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.

Sumber:
http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/201304/proses-industri-kimia-keramik.html
https://mazgun.wodpress.com/2008/09/26/proses-pembuatan-keramik/

https://marketplays.id/talk/thread/apa-itu-keramik-pengetahuan-umum-proses-                          pembu/353
http://goesmul.blogspot.co.id/2012/02/istilah-dan-pengertian-keramik.html

https://www.kompasiana.com/yusepmandani/sifat-jenis-dan=proses-                                          keramikindustri_5500580ba333117c6f510b56
http://repository.usu.ac.id/bistream/handle/123456789/31405/chapter%2011.pdf,jessio              nid=BD84D98B47B05F32C4E3DBB3CF58D57?sequence=4
https://www.scrib.com/doc/53236840/Keramik-adalah-sejenis-bahan-yang-telah-                      lama-di-gunakan

      







Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSES PEMBUATAN BAJA

BLOW MOLDING PROCESS

Deskripsi Aluminium