KERAMIK
KERAMIK
Disusun Oleh :
Shafira Pradyta 1605106010035
Reza Imanda 1605106010037
Yesi Ardiani 1605106010038
Annisa Azzahra 1605106010039
Khalis Firnanda 1605106010040
Shafira Pradyta 1605106010035
Reza Imanda 1605106010037
Yesi Ardiani 1605106010038
Annisa Azzahra 1605106010039
Khalis Firnanda 1605106010040
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2017
A. Sejarah
Keramik
Barang tanah
liat pertama kali dibuat di kepulauan Jepang sekitar 13.000 tahun yang lalu.
Periuk besar dan dalam yang digunakan untuk merebus adalah yang paling umum.
Tanah liatnya dihias dengan menggiling atau menekan tali berkepang pada
permukaannya. Karena pola tali inilah, barang tanah liat dari jaman ini disebut
dengan jomon doki (jo = tali; mon = pola; doki = barang tanah liat). Sekitar
5000 tahun yang lalu, selama jaman Jomon, beberapa desain yang sangat dinamis
muncul, termasuk ornamen ombak pada bibir periuk dan pola-pola aneh yang
menutupi setiap bagian luarnya.
Pada jaman Yayoi berikutnya,
penanaman padi dan jenis tembikar baru diperkenalkan dari semenanjung Korea.
Tembikar Yayoi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, digunakan terutama
banyak untuk penyimpanan, memasak dan makan. Tembikar jenis ini tidak semeriah
barang tembikar Jomon, dan warnanya yang muda menciptakan kesan lembut. Sekitar
awal abad ke-5, terjadi perubahan besar ketika teknik baru memasuki Jepang dari
semenanjung Korea. Sebelumnya, tanah liat dibakar di api unggun, tetapi jenis
tembikar baru, yang disebut dengan tembikar Sueki, dibakar dengan suhu tinggi
di dalam tempat pembakaran dengan cerobong (terowongan) yang dibangun loreng.
Tembikar Sueki adalah tembikar yang sebenarnya. Sekitar pertengahan abad ke-7,
para pengrajin tembikar Jepang pergi untuk mempelajari teknik-teknik Korea dan
Cina, dan belajar cara menggunakan glasir dan membakar tanah liat dengan suhu
yang cukup rendah. Beberapa glasir dari sini berwarna hijau tua, sedangkan
barang Nara Sansai menonjol dengan tiga warna, seringkali berwarna merah,
kuning, dan hijau. Akan tetapi, barang-barang ini digunakan hanya di istana,
keluarga bangsawan, dan kuil-kuil, dan sekitar abad ke-11 tidak dibuat lagi.
Kemajuan yang diperoleh tembikar
Sueki menyebabkan pembangunan tempat-tempat pembakaran di banyak bagian di
Jepang. Tidak lama kemudian, para pengrajin menemukan bahwa abu kayu di dalam
tempat pembakaran yang panas bereaksi dengan tanah liat sehingga menciptakan
glasir alami. Hal ini mendorong mereka untuk menaburkan abu dari tanaman yang
dibakar secara sengaja ke atas tanah liat sebelum dibakar. Teknik glasir abu
alami ini pertama sekali dilakukan di tempat pembakaran Sanage di propinsi
Owari (sebelah barat daya propinsi Aichi sekarang). Tembikar Sueki di jaman
pertengahan menjadi pondasi untuk teknikteknik baru dan menjamurnya pembangunan
tempat pembakaran. Enam kota tempat tembikar bersejarah di Jepang yakni Seto,
Tokoname, Echizen, Shigaraki, Tanba dan Bizen dimulai pada masa ini, dan tempat
pembakaran mereka masih berproduksi. Hampir semuanya membuat gerabah yang
terlihat alami. Hasil produksi mereka kebanyakan guci besar, jambangan besar
dan periuk. SampaI sekitar abad ke-16, Seto adalah satu-satunya tempat di
Jepang yang terus memproduksi tembikar berglasir.
Perang saudara yang melanda
seluruh negeri Jepang pada jaman Warring States (1467-1568), dan para pengrajin
di Seto pergi ke utara ke daerah pegunungan menuju Mino (kini propinsi Gifu
bagian selatan). Disana mereka memelopori gaya baru unik Jepang, yang terbaik
adalah tembikar Kiseto, Setoguro, Shino, dan Oribe. Sekitar pada saat inilah
upacara minum teh mulai menarik perhatian. Kebiasaan minum teh berasal dari
China pada akhir abad ke-12, dan pada abad ke-16 telah menjadi kebiasaan untuk
mengadakan acara yang berfokus pada upacara penyajian teh.
Dengan mulainya jaman Momoyama
(akhir tahun 1500-an) berakhirlah perang saudara, penggabungan Jepang, dan
penyempurnaan upacara minum teh. Ini adalah saat transformasi untuk barang
tembikar Jepang. Toyotomi Hideyoshi memulai kampanye militer di semenanjung
Korea, dan hal ini menciptakan kesempatan bagi para samurai menyenangi upacara
minum teh untuk membawa pengrajin tembikar Korea ke Jepang dan menyuruh mereka
membangun tempat pembakaran. Banyak pusat produksi baru termasuk Karatsu, Hagi,
Agano, Takatori dan Satsuma didirikan di bagian-bagian yang berlainan di
Kyushu.
B. Definisi Keramik
Keramik
pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi
untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah,
genteng, tembikar dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal
dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan
logam dan anorganik yang berbentuk padat (Yusuf, 1998:2). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia keramik memiliki arti barangbarang yang terbuat dari tanah
liat, dicampur dengan bahan-bahan lain dan kemudian dibakar barang tembikar
(porselen).
Namun seiring dengan perkembangan zaman, pengertian keramik
pun juga berubah dan semakin luas. Menurut Balai
Besar Keramik Bandung, definisi
keramik adalah sebagai berikut: ”Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan
galian anorganik non - logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan
bahan jadinya mempunyai struktur
kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya”.
Kemudian untuk definisi pengertian yang lebih luas dan umum
adalah “bahan-bahan yang dibakar dengan suhu tinggi”, termasuk didalamnya ialah
semen, gibs, dan lain sebagainya. Karena hal itulah sebutan keramik menjadi
lebih bervarians seperti gerabah, tembikar, mayolika, keramik putih, terracotta, porselin, keramik batu (stoneware), dan benda tanah liat lainnya.
C. Sifat-Sifat
Keramik
Pada dasarnya keramik bersifat:
:
a) Sangat keras dan mudah pecah
b) Isolator, baik electrical maupun thermal
c) Pada
temperatur yang sangat tinggi temperatur lelehnya dan resistance terhadap
korosi. ( Dengan kata lain, stabilitas kimia keramik sangat tinggi )
Secara
umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam , senyawa paduan
tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen untuk lebih jelasnya mengenai
sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
a)
Sifat
Mekanik
Keramik
merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu keramik
memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah
tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena
kombinasi dari ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah
bergeser. Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan
yang cepat.Dalam padatan
kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang
cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan
mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf
tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan
putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang
digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya
lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya
keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.
b)
Sifat
Termal
Sifat termal
bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan olehpadatan
antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatantersebut.
Keramik
biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran
atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran
yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi
kristalnya. Sebagian
besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat
bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar
dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan
temperatur tersebutlah yang dapat membuat keramik pecah.
c) Sifat
elektrik
Sifat
listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai
solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan
digunakansebagai kapasitor. Keramik lain
menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur
kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini
dibawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0.
Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik
dapat menghasilkan respons listrik akibat
tekanan mekanik atau sebaliknya. Elektron valensi dalam
keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah
isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan
ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi,
sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan
kenaikan suhu.
Beberapa
keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor.
Dalambahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan
menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik
digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya. Dalam
bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini
dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi
komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu
teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.
d) Sifat
Optik
Bila
cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan.
Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya
dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang
transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti
gelasterfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak
mentransmisikan cahaya. Dua mekanisme penting
interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan
transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan
elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat
polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan
selanjutnya panas.
e) Sifat
kimia
Salah
satu sifat khas dari keramik adalah
kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan keramik
dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb,
mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau
oksida logam dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat
asam atau bersifat basa. Alumina g , zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2
demikian juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan
aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa pada permukaan.
f) Sifat
fisik
Sebagian
besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material
lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya
memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat
sekeras logam yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan.
Senyawa keramik yang paling keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada
urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya. Silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling, menghaluskan material-material
keras lainnya.
D. Klasifikasi Keramik
Ø Keramik tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang di buat dengan menggunakan Bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah
belah (dinnerware),keperluan rumah tangga(tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Ø Keramik halus Fineceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik advanced, ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida logam atau logam, seperti:oksida logam (Al2O3, Zr O2,MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor ,komponen turbin, dan pada bidang medis.
· a. Keramik oksida murni yang digunakan sebagai alatlistrik khusus dan omponen peleburan
logam. Oksida yang umum digunakan adalah alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2), Thoria
(ThO2), Berillia (BeO), Magnesia (MgO), Spinel (MgAl2O4) dan Forsterit
(Mg2SiO4).
b. Bahan bakar nuklir yang berbasis Uranium Oksida(UO2) sudah sangat luas digunakan. Bahan tersebut mempunyai kemampuan yang unik untuk menjaga sifat sifat yang unggul setelah penggunaan yang lama sebagai bahan bakar pada reaktor nuklir.
b. Bahan bakar nuklir yang berbasis Uranium Oksida(UO2) sudah sangat luas digunakan. Bahan tersebut mempunyai kemampuan yang unik untuk menjaga sifat sifat yang unggul setelah penggunaan yang lama sebagai bahan bakar pada reaktor nuklir.
E. Proses Pembuatan Keramik
Tahap- tahap pembuatan
keramik secara tradisional :
A.
Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk
mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan
keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan
metode basah dan metode kering, dengan manual maupun masinal. Didalam
pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan. Antara lain
pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan
pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan
penumbukan atau penggilingan dengan Ballmil. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran
butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 –
100 mesh.
Gambar 3. Mixing-Lempung |
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk
mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan
dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer. Pengurangan
kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang
berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini
dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan
alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian
dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan
gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah
diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan
keplastisan yang maksimal.
B.
Pembentukan
Tahap pembentukan
adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda
yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik
cetak (casting).
Pembentukan tangan langsung. Dalam membuat keramik dengan teknik
pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini:
teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
Pembentukan dengan
teknik putar. Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling
mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya
tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik.
Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat
kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat
benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk
melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda
keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar.
Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk
dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama
yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat
putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat
tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan),
coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian
benda), refining the contour (merapikan).
Pembentukan dengan
teknik cetak. Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara
langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat
dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara:
cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang
digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang
bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari
teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
C.
Pembakaran
Pembakaran
merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam
sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi
hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral
yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami
beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang
berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api
furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena
melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit
(bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah
dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat
suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik
berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan
diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
D.
Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara
dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan
penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah
keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai
keinginan.
Semua proses dalam
pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu
kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk yang memuaskan.
Tahap - tahap Pembuatan Keramik
Industri :
1. Pembentukan
Setelah
pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk meekatkan bubuk
keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk
mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi
bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan (molding). Proses
pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection
molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan
proses yang dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang
terbantuk lebih kuat dan padat.
·
Slip Casting.
Slip
Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses ini menggunakan
cetakan dengan dinding yang berlubang-lunagng kecil dan memanfaatkan daya
kapilaritas air.
·
Pressure Casting.
Pada
proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi tekanan. Tekanan
tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang berbentuk
seperti cetakan.
·
Injection Molding.
Proses
ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit. Metode ini menggunaan
piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada
cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk
cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian
keramik dipisahkan.
·
Extrusion.
Extrusion
adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan didalam sebuah tong yang
panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan mendorong material panas
tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan
didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini digunakan untuk
membuat pipa keramik, ubin dan bata modern.
2. Densifikasi
Proses
densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah keramik
menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada
tungku (furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700oC. Pada
proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan
ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. Tujuan
dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik dengan
mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
Sumber:
http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/201304/proses-industri-kimia-keramik.html
https://mazgun.wodpress.com/2008/09/26/proses-pembuatan-keramik/
https://www.kompasiana.com/yusepmandani/sifat-jenis-dan=proses- keramikindustri_5500580ba333117c6f510b56
http://repository.usu.ac.id/bistream/handle/123456789/31405/chapter%2011.pdf,jessio nid=BD84D98B47B05F32C4E3DBB3CF58D57?sequence=4
Sumber:
http://irma-teknikkimia.blogspot.co.id/201304/proses-industri-kimia-keramik.html
https://mazgun.wodpress.com/2008/09/26/proses-pembuatan-keramik/
https://marketplays.id/talk/thread/apa-itu-keramik-pengetahuan-umum-proses- pembu/353
http://goesmul.blogspot.co.id/2012/02/istilah-dan-pengertian-keramik.html
https://www.scrib.com/doc/53236840/Keramik-adalah-sejenis-bahan-yang-telah- lama-di-gunakan
Komentar
Posting Komentar